Makan gorengan saat diet itu boleh gak sih? Gorengan yang biasanya disukai oleh banyak orang itu juga adalah musuh bagi siapa saja yang sedang melakukan diet sehat.
Kita pastinya selalu ingin makan gorengan apalagi saat kita sedang melakukan diet, tetapi jika dikonsumsi saat diet, proses diet sehat kita akan menjadi sia-sia.
Dalam artikel ini, kita akan menyimak mengenai bahaya dan dampak makan gorengan saat diet bagi tubuh kita. Dengan begitu, kita semua bisa tahu bahwa gorengan tidak direkomendasi untuk dikonsumsi terus menerus.
Apa Saja Dampak Bahayanya Jika Makan Gorengan Saat Diet?
1. Kalori Yang Tinggi, Berat Badan Yang Naik
Mari kita bahas lebih dalam tentang bagaimana kalori tinggi dalam makan gorengan saat diet bisa berkontribusi pada kenaikan berat badan.
Mengapa Kalori Itu Penting?
Kalori adalah unit energi yang digunakan tubuh untuk menjalankan segala fungsi, mulai dari berpikir hingga bergerak [1].
Tubuh kita membutuhkan jumlah kalori tertentu setiap hari untuk menjaga fungsi normal. Namun, jika kita mengonsumsi kalori lebih banyak dari yang dibutuhkan, tubuh akan menyimpan kelebihan kalori tersebut dalam bentuk lemak.
Gorengan Dan Kalori Tinggi
Gorengan, dengan semua kelezatannya, adalah sumber kalori yang sangat tinggi. Ini karena dua alasan utama:
Proses penggorengan, gorengan dibuat dengan cara menggoreng makanan dalam minyak yang banyak. Proses ini membuat makanan menyerap banyak minyak, yang berarti menyerap lebih banyak kalori.
Minyak, sebagai lemak, adalah sumber kalori yang sangat padat. Satu gram lemak mengandung 9 kalori, hampir dua kali lipat dibandingkan dengan karbohidrat atau protein yang hanya mengandung 4 kalori per gram.
Bahan gorengan, banyak gorengan dibuat dari bahan yang sudah tinggi kalori, seperti tepung (untuk adonan) atau pisang (untuk pisang goreng). Ketika bahan-bahan ini digoreng, kalori mereka bisa meningkat secara signifikan [2].
Dampaknya Bagi Diet
Untuk menurunkan berat badan, kamu perlu menciptakan defisit kalori, yaitu mengonsumsi lebih sedikit kalori daripada yang dibakar oleh tubuh.
Mengonsumsi gorengan secara rutin bisa membuat pencapaian defisit kalori ini menjadi lebih sulit, karena kamu akan cepat mengonsumsi banyak kalori hanya dalam beberapa gigitan.
2. Lemak Trans, Si Jahat Bagi Jantung
Lemak trans ini bukan hanya jahat, tapi bisa dibilang musuh besar bagi kesehatan jantung kita. Mengapa demikian?
Apa Itu Lemak Trans?
Lemak trans adalah jenis lemak yang terbentuk melalui proses hidrogenasi, yang mengubah minyak cair menjadi lemak padat pada suhu ruangan [3].
Proses ini sering digunakan dalam industri makanan untuk meningkatkan umur simpan produk dan memperbaiki tekstur makanan.
Namun, lemak trans juga bisa terbentuk secara alami dalam jumlah kecil di dalam daging dan produk susu dari hewan ruminansia (seperti sapi dan kambing).
Mengapa Lemak Trans Berbahaya?
Lemak trans memiliki dampak negatif yang signifikan terhadap kesehatan jantung, antara lain:
Meningkatkan kolesterol jahat (LDL), lemak trans tidak hanya meningkatkan kadar kolesterol LDL (atau kolesterol ‘jahat’) dalam darah, tapi juga menurunkan kadar kolesterol HDL (atau kolesterol ‘baik’).
Kondisi ini menciptakan kombinasi yang berbahaya, yang meningkatkan risiko penyakit jantung koroner.
Memicu peradangan, studi menunjukkan bahwa asupan lemak trans bisa meningkatkan biomarker peradangan dalam tubuh, yang merupakan faktor risiko untuk penyakit jantung [4].
Meningkatkan risiko pembentukan plak dalam arteri, lemak trans berkontribusi pada proses aterosklerosis, yaitu pembentukan plak pada dinding arteri.
Plak ini bisa menyebabkan penyempitan dan pengerasan arteri, yang pada gilirannya meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.
Lemak Trans Dalam Gorengan
Gorengan sering kali digoreng dalam minyak yang digunakan berulang kali. Penggunaan minyak berulang ini tidak hanya menurunkan kualitas nutrisi minyak, tapi juga bisa meningkatkan kandungan lemak trans dalam makanan yang digoreng.
Ini terjadi karena setiap kali minyak dipanaskan, sebagian dari minyak tersebut mengalami proses hidrogenasi parsial, menghasilkan lemak trans.
3. Gula Darah Melonjak
Mari kita selami lebih dalam tentang bagaimana makan gorengan saat diet dapat menyebabkan lonjakan gula darah, terutama bagi yang sedang menjalani diet atau memiliki kekhawatiran terkait dengan kadar gula darah mereka [5].
Pengaruh Makan Gorengan Saat Diet Terhadap Gula Darah
Gorengan, meskipun lezat, sering kali dibuat dari bahan-bahan yang dapat meningkatkan gula darah dengan cepat. Ini termasuk tepung terigu, kentang, atau bahkan pisang yang digunakan dalam pisang goreng.
Bahan-bahan ini kaya akan karbohidrat sederhana yang tubuh ubah menjadi glukosa (gula) setelah dikonsumsi [6].
Mengapa Ini Menjadi Masalah?
Ketika kita mengonsumsi makanan tinggi karbohidrat sederhana, tubuh cepat mengubahnya menjadi glukosa, menyebabkan lonjakan gula darah.
Untuk menanggapi lonjakan ini, pankreas melepaskan insulin, hormon yang membantu sel-sel tubuh menyerap glukosa dari darah untuk digunakan sebagai energi atau disimpan sebagai cadangan energi.
Bagi orang dengan sensitivitas insulin normal, proses ini membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil. Namun, bagi mereka yang memiliki resistensi insulin atau diabetes, lonjakan gula darah ini bisa menjadi masalah serius.
Tubuh mereka mungkin tidak dapat menghasilkan cukup insulin atau menggunakan insulin dengan efektif, menyebabkan gula darah tinggi yang berkepanjangan, kondisi yang dikenal sebagai hiperglikemia [7].
Dampak Jangka Panjang Hiperglikemia
Hiperglikemia yang tidak terkontrol dapat menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan serius, termasuk:
Kerusakan saraf, yang dapat menyebabkan kesemutan, mati rasa, atau nyeri yang menyiksa, terutama di tangan dan kaki.
Kerusakan pada pembuluh darah kecil, yang bisa mengganggu aliran darah ke mata, ginjal, dan jantung, meningkatkan risiko penyakit mata diabetes, penyakit ginjal, dan penyakit jantung.
Peningkatan risiko penyakit kardiovaskular, seperti serangan jantung dan stroke.
4. Pencernaan Terhambat
Saat kita membicarakan tentang gorengan dan sistem pencernaan, ada beberapa hal penting yang perlu dipahami. Gorengan memang terkenal akan kelezatannya, namun konsumsi berlebihan dapat berdampak negatif pada pencernaan [8].
Mengapa Gorengan Bisa Menghambat Pencernaan?
Kandungan lemak tinggi, gorengan mengandung lemak tinggi, terutama lemak jenuh dan trans yang sulit dicerna oleh tubuh. Lemak memerlukan waktu lebih lama untuk dicerna dibandingkan dengan karbohidrat atau protein.
Hal ini bisa menyebabkan perasaan tidak nyaman di perut, seperti kembung atau rasa penuh yang berkepanjangan.
Minyak yang digunakan berulang, seringkali, gorengan disiapkan dengan minyak yang digunakan berulang kali.
Minyak yang dipanaskan berulang kali dapat menghasilkan senyawa berbahaya yang buruk untuk kesehatan secara umum tetapi dan mengiritasi lapisan perut, menyebabkan masalah pencernaan seperti nyeri perut dan diare.
Kurangnya serat, gorengan umumnya rendah serat. Serat adalah komponen penting dalam diet yang membantu menjaga kesehatan sistem pencernaan dengan memperlancar proses buang air besar [9].
Kurangnya serat dalam gorengan dapat menyebabkan sembelit dan masalah pencernaan lainnya.
Dampak Jangka Panjang Pada Sistem Pencernaan
Makan gorengan saat diet secara berlebihan dan berkelanjutan dapat menyebabkan masalah pencernaan jangka panjang, seperti:
Gastroesophageal reflux disease (GERD), kondisi di mana asam lambung naik ke esofagus, menyebabkan rasa terbakar di dada (heartburn) dan masalah pencernaan lainnya.
Penyakit divertikular, terbentuknya kantong kecil (divertikula) di dinding kolon yang bisa meradang atau terinfeksi akibat kurangnya serat.
Penurunan kesehatan mikrobiota usus, diet tinggi lemak dan rendah serat dapat mengganggu keseimbangan bakteri baik di usus, yang penting untuk pencernaan yang sehat dan sistem imun.
5. Risiko Penyakit Kronis Meningkat
Makan gorengan saat diet secara berlebihan tidak hanya berdampak pada berat badan dan kadar gula darah, tetapi juga dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis.
Hubungan Antara Gorengan Dan Penyakit Kronis
Gorengan kaya akan lemak jenuh dan trans, kalori tinggi, dan sering kali rendah nutrisi penting. Pola makan yang sering mengandalkan gorengan dan makanan olahan tinggi lemak dapat menyebabkan beberapa kondisi kesehatan serius, termasuk:
Penyakit jantung, lemak trans dan jenuh dalam gorengan dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL (kolesterol “jahat”) dan menurunkan HDL (kolesterol “baik”), meningkatkan risiko penyakit jantung koroner [10].
Lemak ini juga dapat menyebabkan peradangan dan tekanan pada arteri, meningkatkan risiko stroke dan serangan jantung.
Diabetes tipe 2, konsumsi makanan tinggi kalori dan lemak, serta kelebihan berat badan, dapat meningkatkan resistensi insulin, kondisi yang dapat berkembang menjadi diabetes tipe 2.
Resistensi insulin berarti sel-sel tubuh kurang responsif terhadap insulin, hormon yang mengatur kadar gula darah.
Obesitas, gorengan yang kalori tinggi dapat dengan mudah menyebabkan asupan kalori berlebih, yang jika tidak dibakar melalui aktivitas fisik, akan disimpan sebagai lemak tubuh, menyebabkan obesitas.
Obesitas sendiri merupakan faktor risiko utama untuk berbagai penyakit kronis lainnya.
Kanker, beberapa penelitian menunjukkan hubungan antara konsumsi makanan yang digoreng secara berlebihan dengan peningkatan risiko beberapa jenis kanker, termasuk kanker payudara dan usus besar.
Hal ini mungkin karena proses penggorengan menghasilkan senyawa karsinogenik seperti akrilamida.
Kesimpulan
Itulah berbagai dampak makan gorengan saat diet, mulai dari kenaikan berat badan, masalah jantung, lonjakan gula darah, hingga risiko penyakit kronis.
Meskipun gorengan memang lezat dan menggoda, penting untuk memahami konsekuensi kesehatan yang mungkin terjadi jika kita terlalu sering mengonsumsinya, terutama saat sedang berusaha menjaga atau menurunkan berat badan.
Menjaga keseimbangan dalam pola makan adalah kunci. Tidak ada salahnya makan gorengan saat diet sesekali, asalkan kita tetap memperhatikan jumlah, cara pengolahan, dan apa yang kita makan sepanjang hari.
Kesehatan adalah investasi terbaik yang bisa kita lakukan untuk diri sendiri, jadi mari kita buat pilihan yang bijak demi tubuh yang lebih sehat dan bahagia!
Pertanyaan Yang Sering Diajukan
Apakah Makan Gorengan Saat Diet Selalu Buruk Untuk Diet?
Tidak selalu. Kunci utamanya adalah moderasi dan keseimbangan. Makan gorengan saat diet sesekali dalam porsi kecil tidak akan mengacaukan diet.
Bagaimana Cara Menikmati Gorengan Tanpa Merusak Diet?
Pilihlah gorengan yang dibuat dengan bahan lebih sehat dan digoreng dengan minyak yang tidak digunakan berulang kali.
Apa Alternatif Sehat Untuk Menggantikan Gorengan?
Camilan yang dipanggang, buah-buahan, sayuran segar dengan hummus, atau kacang-kacangan adalah alternatif sehat yang bisa memuaskan keinginan ngemil.
Apakah Makan Gorengan Saat Diet Bisa Menyebabkan Diabetes?
Makan gorengan saat diet secara berlebihan, terutama yang kaya akan karbohidrat sederhana dan lemak trans, dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2.
Bagaimana Mengatasi Keinginan Makan Gorengan Saat Diet?
Cobalah mencari tahu apa yang sebenarnya tubuh butuhkan. Kadang, keinginan makan gorengan saat diet bisa jadi tanda tubuh membutuhkan lebih banyak energi atau nutrisi tertentu.